Jumat, 11 Desember 2009

BERMAIN ITU PERLU

Pilihlah sarana bermain yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak
batita. Perhatikan pula aspek-aspek kebersihan dan keamanannya.

Dunia anak usia batita memang dunia bermain. Boleh dibilang sepanjang
waktu mereka diisi hanya dengan bermain, kecuali saat tidur. Baik
bermain menggunakan alat dengan berbagai bentuk dan ukuran, maupun
tidak. Si anak menggunakan tubuhnya sendiri sebagai alat bermain untuk
berlari, meloncat-loncat, merangkak, dan sebagainya. Bisa dibilang tak
ada tempat yang tidak bisa dijadikan tempat bermain baginya. Entah yang
outdoor maupun indoor.

Tari Sandjojo, Psi., dari Cikal Jakarta memaparkan aneka
jenis sarana bermain yang bisa sesuai bagi anak batita. Tentu saja
lengkap dengan manfaatnya bagi berbagai aspek perkembangan anak.


PEROSOTAN

Anak bisa menikmati sensasi ketinggian, terlebih saat ia berada di
puncak perosotan dan siap meluncur. Belum lagi merasakan bagaimana
tubuhnya terasa melayang kala meluncur ke bawah hingga akhirnya
mendarat di ujung perosotan. Sebelum meluncur pun anak harus menjalani
proses naik tangga. Motorik kasar anak benar-benar teruji, termasuk
bagaimana menjaga keseimbangan tubuhnya saat menapaki anak tangga.
Selain itu, anak juga belajar mengenai peraturan. Di antaranya mesti
tertib bergiliran naik satu per satu dan tidak boleh naik dari papan
luncurnya agar tidak tertabrak anak lain di atasnya.


AYUNAN

Anak akan merasakan kenikmatan tersendiri saat tubuhnya terayun secara
kencang atau lambat maupun tinggi atau rendah dari tempat berpijak. Ia
juga jadi belajar mengantisipasi bahaya. Jika ada yang mengayunnya dari
depan atau belakang, misalnya, tentu harus diingatkan karena tindakan
ini justru membahayakan si pengayun. Selain itu anak pun dilatih untuk
mempertajam kemampuan kontrol dirinya agar tidak berayun terlalu cepat
dan tidak pula kelewat lamban.


PERMAINAN PASIR

Pilih butiran pasir yang lembut dan halus serta tidak menempel di kulit
anak. Dengan dikenalkan pada permainan pasir, anak akan belajar
mengenai tekstur kasar. Begitu juga tentang panas dan dinginnya pasir,
maupun perubahan bentuk saat dicampur air. Bukankah ini berarti
mengenalkan anak pada dunia ilmu pengetahuan, tepatnya belajar IPA
secara sederhana.

Tentu saja dalam memilih pasir tersebut orang tua harus hati-hati
mengingat material ini dapat pula menjadi tempat tinggal bagi binatang
kecil. Bukan tidak mungkin ada binatang yang bisa membahayakan atau
setidaknya membuatnya takut dan cedera.


STEPPING & BALOK KESEIMBANGAN

Imajinasi anak dirangsang melalui permainan ini. Arahkan anak seakan ia
harus menyebrangi sungai yang deras dengan balok itu. Jika cuma
berjalan dan berlalu begitu saja di atasnya, yang didapat anak hanyalah
kesempatan melatih motorik dan keseimbangannya saja, tapi bukan
imajinasinya.


MANDI BOLA

Lewat permainan ini anak akan mengalami sensasi yang beragam. ''Oh
seperti ini ya rasanya berenang dalam kolam bola. Beda dengan masuk
kolam air yang bisa membuatku tenggelam, terjun ke kolam ini empuk dan
tidak membuatku tenggelam. Kalaupun aku tenggelam karena banyak gerak,
aku tetap bisa bernapas, kok.'' Belajar mengenai konsep warna dan
bentukpun bisa diperoleh anak di sini. Begitu juga dengan belajar
menentukan arah jika anak ingin main lempar bola.


MAIN AIR

Umumnya anak usia batita hobi main air. Ia masih dikuasai rasa ingin
tahu atau keinginan bereksplorasi, termasuk terhadap air. Meski ada
juga yang takut terhadap air karena pernah mengalami pengalaman tak
menyenangkan dengan material ini. Sayangnya, tidak sedikit orang tua
yang justru membentengi rasa ingin tahu anak terhadap air dengan banyak
melarang. Semisal jangan mandi lama-lama, enggak boleh main
hujan-hujanan atau becek-becekan, dan sejenisnya.

Padahal menurut Tari, manfaat bermain air itu sendiri cukup banyak.
Selain bisa merasakan adanya sensasi yang menyenangkan, mengapa tidak
dioptimalkan dengan mengarahkan anak untuk mencintai dunia ilmu
pengetahuan? Fasilitasi rasa ingin tahunya dan kegemarannya bermain air
dengan menghadirkan wadah dalam berbagai bentuk dan ukuran. Mencampur
air dengan cat air, pasir, atau tepung akan membantu anak menemukan
banyak hal baru mengenai berat jenis, volume, perubahan bentuk, warna,
dan sebagainya.


GORONG-GORONG/TEROWONGAN

Karena suasana yang dihadirkannya amat berbeda, gorong-gorong memberi
sensasi tersendiri sebagai sarana bermain bagi anak. Saat berada di
dalamnya anak mendapati suasana yang agak gelap, sempit, lebih dingin
dan membuat suaranya bergema. Anak pun belum bisa menerka-nerka apa
yang bakal ditemuinya di depan sana, di setiap belokan ataupun di mulut
gorong-gorong. Latihan semacam ini akan meningkatkan kemampuan anak
dalam hal antisipasi. Selain melatihnya mengatasi rasa takut saat
menghadapi suasana berbeda. Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi
anak yang ujung-ujungnya akan mengasah kemampuan beradaptasi.


JALA/JARING

Saat manapaki jala/jaring, sensasi ketinggian juga akan didapat anak
sebagai salah satu manfaat. Manfaat lainnya adalah mengasah
ketrampilan motorik, rasa percaya diri, keberanian, maupun
keseimbangan dan koordinasi tubuh.


TUMPANGAN BERGOYANG

Bentuknya bisa bermacam-macam, dari pesawat terbang, tokoh film kartun,
mobil, motor, hewan, atau apa saja. Namun menurut Tari, keinginan
batita mencoba permainan ini lebih karena ketertarikannya pada aneka
bentuk yang ada. Sementara dari segi manfaatnya nyaris tidak ada,
selain sensasi saat mainan bergoyang ke kiri dan kanan atau ke depan
dan belakang secara teratur saat dimasukkan koin.


TIPS MEMILIH ARENA BERMAIN

Guna membantu orang tua memilihkan arena bermain yang baik bagi
anaknya, Tari memberikan beberapa saran berikut:

Utamakan Kebersihan

Jangan pernah memilih arena bermain yang sarananya sudah dipenuhi debu
dan ditumbuhi jamur, lumut, apalagi sampai menimbulkan bau tak sedap.
''Sebagai konsumen, kita berhak bertanya kepada pihak pengelola
mengenai sistem perawatan arena bermain tersebut.''

Tari menyayangkan banyaknya pengelola/pemilik arena bermain, baik
outdoor maupun indoor, yang mengabaikan sisi perawatan dan kebersihan.
Padahal biasanya keteledoran semacam ini yang menjadikan tempat bermain
umum tidak layak lagi dipergunakan bagi anak.

Idealnya, setelah sekian jam digunakan atau dimanfaatkan oleh sejumlah
anak, setiap mainan harus dibersihkan. Bahkan untuk meminimalkan
peluang penularan penyakit tertentu, mainan juga harus dibersihkan
secara berkala menggunakan bahan pembersih yang bisa membunuh jamur,
bakteri, dan kuman.

Perhatikan Keamanan

Pastikan keamanan setiap lekuk dan sudut sarana di tempat bermain yang
akan digunakan dapat diandalkan. Jika kira-kira membahayakan, lebih
baik urungkan saja niat mengajak main batita di tempat tersebut.
Begitu juga materi yang mendominasi arena bermain itu. Amati aspek
lunak-kerasnya, licin atau tidak dan tajam atau tidak semua benda yang
ada. Termasuk aman tidaknya cat yang digunakan.

Mengapa hal-hal kecil tadi perlu diperhatikan baik-baik?
Tak lain karena pengalaman tidak enak kala anak
terbentur atau terluka akan jauh lebih ''dirasa'' daripada manfaat
permainan itu sendiri. Sayang sekali 'kan, kalau karena pernah cedera
anak jadi tak mau mencoba permainan ini-itu atau tidak lagi terangsang
melakukan berbagai eksplorasi hingga potensi/kemampuan anak jadi tidak
terasah.

Kolam mandi bola, contohnya, untuk anak batita idealnya harus
dipisahkan dari kolam serupa untuk anak prasekolah.
Mengapa? Sebagian batita, terutama batita awal usia 1-2 tahun,
masih berada di fase oral. Inilah yang membuat mereka seringkali
memasukkan bola-bola tersebut ke dalam mulutnya.

Pertimbangan lain, perkembangan motorik membuat anak prasekolah
cenderung ''rusuh'' dengan melompat dan meloncat atau terjun
bebas tanpa memperhatikan ada atau tidak orang lain yang mungkin bakal
celaka dengan ulahnya. Di sinilah pentingnya orang tua menyeleksi arena
bermain seperti apa yang dianggapnya layak.

Cermati Aspek Kesesuaian

Pilihlah sarana bermain yang merangsang pergerakan otot batita, baik
otot-otot kaki, tangan, maupun seluruh bagian tubuhnya. Jangan lupa
perhatikan juga kesesuaian bentuk, ukuran, dan tingkat kesulitan
masing-masing permainan tersebut. Balok keseimbangan, contohnya,
pilihkan yang baloknya relatif lebar dan goyangannya tidak
menghentak-hentak. Sedangkan untuk perosotan idealnya dilengkapi dengan
matras atau ''bantalan'' pasir yang bisa meredam benturan saat anak
mendarat. Lalu untuk permainan gorong-gorong, pilihkan yang jalan
keluarnya langsung bisa ditemukan anak dengan panjang yang terjangkau.

Kuota/Kapasitas

Tinggalkan arena bermain yang sudah penuh sesak. Dalam kondisi semacam
itu jangan harap anak bisa memetik manfaat dari aktivitas bermainnya.
Begitu juga jika melihat antrian yang amat panjang hingga harus
menunggu cukup lama untuk mendapat giliran. Bisa-bisa si batita bete
duluan sebelum bermain. Padahal salah satu unsur penting bagi anak
batita adalah pengalaman yang menyenangkan. Nah, kalau dia sampai
terlalu lama menunggu, kalah berebut kesempatan dengan anak yang lebih
besar, tentu saja permainan tersebut akan menjadi pengalaman tidak
menyenangkan buat si batita. Meski di usia ini anak juga harus mulai
diperkenalkan pada konsep berbagi, tapi tentu bukan dengan cara-cara
seperti ini.

Kualitas SDM

Yang dimaksudkan di sini adalah kualitas petugas atau kakak-kakak
pendamping yang ada di lokasi arena bermain. Ini sangat perlu mengingat
mereka harus menjaga, membimbing, dan mengarahkan anak bagaimana
harusnya bermain dengan baik dan benar. Jika semua aturan main bisa
dipatuhi, bukan cuma keselamatan dan kenyamanan bermain yang didapat
anak, tapi juga manfaat lain. Semisal, ''O...begini toh caranya menjaga
keseimbangan di jalan yang licin.''
Atau, ''Supaya bonekanya enggak gampang hancur, aku mesti mencampur
tepung ini dengan air.''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar