Jumat, 11 Desember 2009

BAHASA KASIH DALAM KELUARGA

CINTA

Cinta adalah dasar untuk memastikan bahwa seorang anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang penuh kasih dan suka memberi.
Semua aspek perkembangan seorang anak harus didasari oleh cinta.
Setiap anak mempunyai bahasa cinta primer, yakni cara terbaik yang membuatnya memahami cinta orang tua.
Berbicara dalam bahasa primer anak tidak berarti ia tidak akan memberontak suatu saat. Akan tetapi, artinya anak tahu bahwa Anda mencintainya, dan bahasa cinta dapat memberinya rasa aman dan pengharapan; berbicara dalam bahasa cinta anak dapat memudahkan orangtua dalam membimbing anak memasuki masa dewasa yang penuh tanggungjawab. DASARNYA ADALAH CINTA.
Anda mungkin sungguh-sungguh mencintai anak, tetapi Anda apabila ia tidak merasakan hal itu-apabila Anda tidak berbicara dalam bahasa cintanya sewaktu menyampaikan cinta Anda kepadanya-ia tidak akan pernah merasa dicintai.

MENGISI TANGKI EMOSIONAL
Setiap anak memiliki Tangki Emosional, tempat kekuatan emosional yang dapat memberinya bahan bakar sewaktu melalui hari-hari penuh tantangan pada masa kanak-kanak dan masa remajanya. Dengan berbicara dalam bahasa cintanya, Anda dapat mengisi “tangki emosionalnya” dengan cinta.
Kita perlu mengisi tangki emosional anak dengan Cinta Tanpa Syarat, karena cinta sejati selalu tanpa pamrih/syarat. Cinta tanpa syarat ialah cinta yang utuh, yang menerima serta menegaskan seorang anak siapa dirinya, bukan karena sesuatu yang telah dilakukannya. Tentu saja, orangtua perlu melatih dan/atau mendisiplinkan anak-tetapi hal itu baru dilakukan setelah mereka mengisi tangki emosional anak. Anak mempunyai “tangki cinta” yang siap diisi (dan diisi ulang; tangki ini bisa kosong secara berkala).
Hanya cinta tanpa syarat:
• Yang dapat mencegah masalah seperti perasaan benci, tidak dicintai, bersalah, takut, dan tidak aman.
• Mampu memahami anak sedalam-dalamnya dan mengatasi perilaku anak, baik yang berperilaku baik, maupun yang buruk.
Sebagian besar orangtua mencintai anak mereka dan menginginkan anak mereka merasa dicintai, tetapi hanya sedikit yang mengetahui cara menyampaikan perasaan tersebut memadai.

BILAMANA SEORANG ANAK MERASA DICINTAI
Apabila anak merasa benar-benar dicintai oleh orangtuanya, ia akan lebih tanggap terhadap pengarahan orangtua disegala bidang kehidupannya.
Pada dasarnya ada lima cara anak (sebenarnya semua orang) dalam mengutarakan serta memahami cinta emosional, yaitu:
1. Sentuhan Fisik
2. Kata-kata penegasan
3. Waktu berkualitas
4. Hadiah
5. Layanan
Apa pun jenis bahasa cinta yang paling dipahami anak, ia butuh ungkapan cinta itu diucapkan dengan suatu cara, yang tanpa syarat.
Cinta tanpa syarat memperlihatkan cinta terhadap anak tanpa mempedulikan seperti apa anak itu, tanpa mempedulikan potensi, pelbagai kekurangan, atau pun cacat apa saja yang dimilikinya; tanpa mempedulikan apa yang kita harapkan darinya; dan yang paling sulit yakni tanpa mempedulikan perilakunya. Tidak berarti kita menyukai semua perilakunya.
Pendidikan dan pendisiplinan baru dapat dilakukan secara efektif apabila tangki emosional anak sudah terisi. Tidak ada cinta tanpa syarat yang terlalu banyak dan pantas diterima seorang anak.
Anak yang memandang rendah diri sendiri akan dihantui oleh pelbagai pikiran seperti, “Saya tidak sepintar, seatletik, atau secantik anak lain”. Sebagai orangtua kita perlu berusaha semampu kita agar anak menghargai dirinya secara sehat dan memandang dirinya sebagai anggota masyarakat yang penting dan memiliki pelbagai bakat dan kemampuan istimewa serta berhasrat menjadi manusia yang produktif.
Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa dasar emosional seseorang terbentuk dalam delapan belas tahun pertama hidupnya, tertama dalam hal hubungan ibu/anak. Anak yang dibesarkan dengan cinta bersyarat akan belajar mencintai dengan cara yang sama.
Kita harus mengkomunikasikan cinta dalam bahasa yang dipahami anak. Sedikit sekali anak yang merasa dirinya dicintai dan disayangi tanpa syarat. Satu kenyataan lagi, sebagian besar orangtua sangat mencintai anak-anak mereka. Mengapa terjadi kontradiksi yang mengerikan seperti ini? Penyebab utamanya yaitu hanya sedikit orangtua yang mengetahui cara menyampaikan cinta yang mereka rasakan di hati ke hati anak mereka. Beberapa orangtua berasumsi bahwa cinta mereka terhadap anak akan otomatis diketahui anak. Sementara beberapa orangtua beranggapan bahwa mereka mengatakan “Ayah/Ibu mencintaimu” saja sudah cukup mampu menyampaikan cintanya. Sayang sekali, anggapan ini keliru.

MEMOTIVASI ANAK LEWAT PERILAKU ORANG TUA
Mencintai serta menyatakan cinta kepada anak dengan perkataan memang baik, tetapi keduanya tidak cukup membuat anak merasa dicintai sepenuhnya. Alasannya yaitu anak-anak sangat mudah termotivasi oleh perilaku. Mereka bereaksi terhadap tindakan, yaitu terhadap apa yang Anda lakukan bersama mereka. Maka agar tercapai, Anda harus menyampaikan cinta sesuai dengan pengertian anak, yaitu dengan perilaku.
Dengan menggunakan bahasa cinta anak, orangtua dapat memenuhi kebutuhan emosional terdalamnya akan cinta. Namun, tidak berarti bahwa orangtua cukup menggunakan bahasa cinta primer itu saja. Anak-anak membutuhkan kelima bahasa cinta untuk menjaga agar tangki emosional mereka tetap penuh. Ini berarti orang tua harus belajar menggunakan kelima bahasa cinta.
Apabila usai anak masih dibawah lima tahun, jangan harap Anda dapat mengetahui bahasa cinta primernya. Anda tidak akan bisa. Anak mungkin memberikan beberapa isyarat, tetapi bahasa cintanya jarang sekali terlihat dengan jelas, maka gunakan saja kelimanya.

Disarikan secara bebas dari :
Gary Champman, Ph.D & Ross Campbell, M.D. Lima Bahasa Kasih untuk Anak-anak. 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar